Sosial
Menurut data tahun 2001, jumlah
penduduk Kota Dumai adalah 174.465 jiwa dengan kepadatan rata-rata 76
jiwa/Km²; dengan laju pertumbuhan sebesar 2,7% per tahun. Islam adalah
agama mayoritas yang dipeluk penduduknya.
Persentase sebaran suku bangsa:
Melayu: 9,90%
Jawa: 19,52%
Bugis: 9,52%
Batak/Tapanuli Islam: 13%
Minang: 18,51%
Tionghoa: 3,75%
lainnya: 25,8%
Persentase sebaran suku bangsa:
Melayu: 9,90%
Jawa: 19,52%
Bugis: 9,52%
Batak/Tapanuli Islam: 13%
Minang: 18,51%
Tionghoa: 3,75%
lainnya: 25,8%
Pendidikan
Untuk ukuran sebuah kotamadya, di
Kota Dumai sekolah sebagai sarana pendidikan pembelajaran dapat
dikatakan cukup lengkap. Mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak atau
Raudhatul
Anfal hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan atau Madrasah Aliyah. Baik itu yang merupakan sekolah negeri juga beberapa yang dikelola oleh yayasan swasta viz. prayoga seperti sekolah dasar dan menengah Santo Tarcisius. Tidak sebatas sekolah menengah, beberapa perguruan tinggi juga sudah berdiri sejak Dumai masih berstatus kota administratif.
Anfal hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan atau Madrasah Aliyah. Baik itu yang merupakan sekolah negeri juga beberapa yang dikelola oleh yayasan swasta viz. prayoga seperti sekolah dasar dan menengah Santo Tarcisius. Tidak sebatas sekolah menengah, beberapa perguruan tinggi juga sudah berdiri sejak Dumai masih berstatus kota administratif.
Ekonomi
Indikator ekonomi makro berupa
Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Dumai yang terus meningkat
tiap tahunnya sejak tahun 2000-2005 merupakan gambaran keberhasilan
pembangunan perekonomian di Kota Dumai. Untuk mendukung peningkatan PDRB
tersebut maka titik berat pembangunan ekonomi Kota Dumai adalah dengan
mempertahankan dominasi pembangunan pada sektor industri, perdagangan,
angkutan serta bangunan disamping memperhatikan sektor pertanian sebagai
penghasil bahan baku industri. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
pesat juga telah memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat di Kota
Dumai sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
Pertanian
Lahan pertanian di Kota Dumai masih
sangat Luas namun belum termanfaatkan secara Maksimal. Kendala yang
dihadapi selain masalah modal adalah Status lahan masih disebut-sebut ex
HPH. Empat kecamatan di Kota Dumai yaitu Kecamatan Sungai Sembilan,
Medang Kampai, Bukit kapur dan Dumai Barat merupakan wilayah yang
memiliki sumber daya lahan yang potensial untuk pengembangan agrobisnis
dan agroindustri dengan rekayasa teknologi tepat guna byocyclo farming
seperti padi, palawija, sayuran Sumatera, pisang, nenas, durian, mangga,
rambutan, sawit, aneka ternak (sapi, kambing, itik dan ayam) serta
budidaya tambak ikan air tawar (patin, ikan mas, gurami serta ikan
hias).
Kelautan
Kota Dumai yang berada di tepi
pantai timur Pulau Sumatera melakukan pengembangan secara terpadu
kawasan pesisir pantainya sebagai kawasan tangkap dan budidaya keramba
komoditas unggulan ekspor ikan hidup seperti kerapu, kakap putih,
kepiting rajungan dan bawal melalui pemulihan fungsi hutan mangrove.
Kota Dumai juga memiliki pelabuhan yang bisa dijadikan sebagai portal
untuk menuju negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Budaya
Kota Dumai mempunyai keragaman suku
dan budaya, selain memiliki budaya asli yaitu budaya Melayu. Keragaman
yang ada merupakan aset yang bisa menghasilkan devisa. Kebudayaan Melayu
dianggap sebagai "Roh Pembangunan Kota Dumai" dengan cara menjabarkan
nilai-nilai budayanya sebagai inspirasi dan dasar pembangunan.
Pelaksanaan pembangunan dibidang kebudayaan telah meningkatkan daya
tarik/promosi daerah tentang seni budaya daerah.
Pariwisata
Kota Dumai yang terletak di tepi
pantai memiliki potensi pengembangan pariwisata seperti wisata alam,
budaya dan belanja. Beberapa daerah wisata di antaranya kawasan
konservasi di Kecamatan Sungai Sembilan, hutan wisata di Kecamatan Dumai
Barat dan Dumai Timur, kawasan pantai Teluk Makmur di Kecamatan Medang
Kampai dan Tasik Bunga Tujuh di Kecamatan Dumai Timur. Sebagai gerbang
utama untuk memasuki Riau Daratan, beberapa turis sudah berulang kali
mengunjungi Dumai, terutama yang ingin mengunjungi Malaka. Dumai sangat
mudah dicapai karena transportasinya yang lancar. Ada beberapa objek
wisata yang menarik dalam perjalanan menuju Dumai, seperti adanya suku
terbelakang yang dinamakan suku Sakai, hutan tropis di sepanjang jalan,
dan air sungai yang warnanya unik seperti warna teh. Selain itu juga
dapat dilihat beratus pipa angguk yang mengangkat minyak dari perut
bumi. Pusat perbelanjaan Ramayana di Jl. Jend Sudirman menambah ikon
Dumai di tahun 2007.
Keamanan
Melihat kondisi masyarakat Kota
Dumai yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama serta tingkat
kepadatan penduduk yang cukup tinggi menjadikan Kota Dumai meniliki
potensi ancaman gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat, namun tingkat keamanan Kota Dumai masih relatif aman dan
kondusif, hal ini tercermin dari pertumbuhan perekonomian yang cukup
signifikan dan dapat dibanggakan.
Perdagangan
Kawasan Dumai sangat strategis untuk
dijadikan kawasan pengembangan perdagangan internasional, karena Dumai
berada di kawasan lintas perdagangan internasional Selat Melaka. Sejak
beberapa tahun Kotamadya Dumai telah mengajukan usulan sebagai kawasan
perdagangan bebas/Free Trade Zone. Pemerintah RI sedang menyempurnakan
produk hukum, yang disebut UU kawasan FTZ.
Industri
Dumai, juga dikenal sebagai kota
minyak. Tiga industri yang turut serta memajukan Dumai secara tidak
langsung adalah PT. CPI (dahulu Caltex Pacific Indonesia sekarang
Chevron Pacific Indonesia) yang bergerak mayoritas dalam bidang
pertambangan dan ekspor minyak dan gas bumi, kemudian PT. Pertamina yang
bergerak dalam bidang pengolahan dan pendistribusian minyak dan gas
bumi dalam negeri, serta disusul oleh industri pengolahan minyak sawit
(CPO) PT. BKR (Bukit Kapur Reksa).
Selain Industri Skala besar seperti di atas, terdapat juga beberapa industri kecil atau home Industri. Pengolahan hasil pertanian seperti Kelapa dijadikan VCO minyak kelapa murni. Kota Dumai dalam memainkan peranannya ke depan, telah memiliki lima kawasan Industri yang strategis yaitu Kawasan Industri Dumai (KID) di Pelintung, Kawasan Industri Lubuk Gaung, Kawasan Industri Dock Yard, Kawasan Industi Bukit Kapur dan Kawasan Industri di Bukit Timah.
Salah satu kawasan inidustri ini telah menjadi kawasan industri yang paling pesat kemajuannya di Propinsi Riau yakni kawasan industri Pelintung. Di kawasan industri ini telah dibangun satu dermaga ekspor dengan kapasitas tiga kapal tanker sekali sandar. Telah dibangun juga pabrik pupuk NPK dan telah berproduksi, yang diyakini menjadi pabrik pupuk NPK terbesar di Asia Tenggara.
Selain Industri Skala besar seperti di atas, terdapat juga beberapa industri kecil atau home Industri. Pengolahan hasil pertanian seperti Kelapa dijadikan VCO minyak kelapa murni. Kota Dumai dalam memainkan peranannya ke depan, telah memiliki lima kawasan Industri yang strategis yaitu Kawasan Industri Dumai (KID) di Pelintung, Kawasan Industri Lubuk Gaung, Kawasan Industri Dock Yard, Kawasan Industi Bukit Kapur dan Kawasan Industri di Bukit Timah.
Salah satu kawasan inidustri ini telah menjadi kawasan industri yang paling pesat kemajuannya di Propinsi Riau yakni kawasan industri Pelintung. Di kawasan industri ini telah dibangun satu dermaga ekspor dengan kapasitas tiga kapal tanker sekali sandar. Telah dibangun juga pabrik pupuk NPK dan telah berproduksi, yang diyakini menjadi pabrik pupuk NPK terbesar di Asia Tenggara.
Pelabuhan (Port)
Dumai memiliki Pelabuhan Udara
Pinang Kampai yang terletak berdekatan dengan Komplek Perumahan PT. CPI.
Disamping akses udara, Kota Dumai memiliki keunggulan sebagai salah
satu Kota di Provinsi Riau yang berpeluang untuk memanfaatkan potensi
pengembangan pelabuhan laut; dimana Dumai berada pada posisi lintas
perdagangan internasional Selat Melaka; yang dikelola oleh PELINDO dan
beberapa pelabuhan rakyat. Pelabuhan di Dumai telah dibangun sebagai
pelabuhan penghubung untuk kegiatan ekspor impor, begitu juga para
penumpang yang ingin menuju ke Malaka – Malaysia. Pelabuhan Dumai
terdiri dari 9 unit, 4 unit dimilki Chevron, dan 5 unit milik
pemerintah. Sepanjang daerah pantai Dumai terdapat beberapa pabrik
minyak dan pengolahan minyak dengan kapasitas 170.000 barrel per hari
dan dapat menampung 850.000 barrel minyak per hari. Dumai juga disebut
sebagai gerbang ekspor minyak Indonesia. Pada saat ini aktivitas ekspor
gas sejumlah USD 426.123 juta per tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar