Tulisan ini lebih bermaksud sharing kepada pembaca sekalian. Atau tepatnya berbagi pengalaman bagi mereka-mereka yg sedang mengalami kesusahan.
Saya percaya setiap kita pasti pernah mengalami yg namanya kesusahan.
Baik kecil maupun besar. Baik ringan maupun berat. Dari mulai persoalan pribadi, rumah tangga, hubungan keluarga, sakit, kondisi pekerjaan,
status sosial, usaha yg jatuh bangun dan sering bangkrut, banyak hutang, sulit berhasil, dan masih banyak hal lain yg tidak mungkin disebutkan satu per satu.
status sosial, usaha yg jatuh bangun dan sering bangkrut, banyak hutang, sulit berhasil, dan masih banyak hal lain yg tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Kalau mau diakui, hidup ini sebenarnya adalah ‘kumpulan dari kesulitan’. Dan setiap kesulitan sudah disandingkan Tuhan dengan jalan keluar. Tinggal kita berusaha mencari jalan keluar yg sdh disiapkan Tuhan tsb.
Contohnya adalah perjalanan seorang bayi
yg belajar utk bisa berdiri. Mulai dari mengangkat pantatnya, hingga meluruskan kakinya semua perlu proses jauh bangun. Tidak pernah bayi yg mau belajar berdiri langsung bisa berdiri dalam sekali usaha. Begitu juga ketika sang bayi mau berjalan. Tidak pernah bayi bisa langsung berjalan mulus ketika mulai belajar jalan. Adakalanya kaki kirinya menyenggol kaki kanan sehingga dia terjatuh. Adakalanya sang bayi menyenggol kursi tamu ketika jalan sehingga terjatuh ke lantai lalu keningnya benjol.
yg belajar utk bisa berdiri. Mulai dari mengangkat pantatnya, hingga meluruskan kakinya semua perlu proses jauh bangun. Tidak pernah bayi yg mau belajar berdiri langsung bisa berdiri dalam sekali usaha. Begitu juga ketika sang bayi mau berjalan. Tidak pernah bayi bisa langsung berjalan mulus ketika mulai belajar jalan. Adakalanya kaki kirinya menyenggol kaki kanan sehingga dia terjatuh. Adakalanya sang bayi menyenggol kursi tamu ketika jalan sehingga terjatuh ke lantai lalu keningnya benjol.
Begitu pula hakikatnya kesusahan yg dihadapi orang dewasa. Karena akal kita sudah berfungsi optimal, maka kesusahan yg kita hadapi tentu setara dengan Fungsi akal kita.
Hanya Tuhan punya perhitungan sendiri utk memberi kesusahan (baca ; cobaan) pada setiap hamba-Nya. Kesusahan tsb disesuaikan dengan kapasitas akal yg Tuhan titipkan kepada kita. Jangan pernah sanksi atas kemampuan Tuhan utk memberi kapasitas kepada kita. Perhitungan Tuhan tidak akan meleset. Masalah yg kita terima sudah diperhitungkan sesuai kapasitas ‘indera’ yg dititipkan ke kita.
Hanya masalahnya ada pada diri kita masing-masing. Maukah kita menggunakan ‘indera’ yg sudah dititipkan Tuhan tsb utk menjemput jalan keluar???
Dari mana kita tahu jalan keluar dari suatu masalah? ‘Belajar dan Mencoba’. Itu kuncinya.
Kerahkan segenap potensi ‘indera’ yg sudah dititipkan Tuhan pd diri kita.
Cari tahu apa penyebab utama masalah kita. Setelah tahu penyebabnya, tinggal kitabelajar dari berbagai literatur bagaimana orang menyelesaikan masalah yg kebetulan masalahnya sama atau mirip dengan kita.
Setelah kita belajar dari berbagai literatur (buku, internet, TV, koran, majalah, dll), maka tidak syah jika ilmu yg sudah diketahui jika tidak dipraktekkan.
Mulailah ‘bereksperimen’ kira-kira jalan apa yg perlu kita lakukan.
Karena kita belum tahu persis jalan keluarnya (karena masih belajar tadi), maka tidak ada kata takut dalam memulai. Jika menurut hati nurani kita baik, maka ikutilah kata hati tsb.
Ada kalanya dalam satu kali usaha kita menemukan jalan keluar.
Namun lebih sering lagi usaha kita akan terpental dalam mencari jalan keluar. Itu biasa. lakukan lagi, lagi, dan lagi. Sambil kita melakukannya berulang-ulang, selipkan juga upaya instropeksi atau review apakah yg kita lakukan ada yg kurang.
Apakah ada dosa yg telah kita lakukan dan kita belum minta ampun (bertobat) kepada Sang Pemberi Jalan Keluar..
Jika ada yg kurang atau salah dalam menyelesaikan masalah, maka perbaiki caranya. Jika ada dosa yg telah kita lakukan dan belum minta ampun kepada-Nya, maka segeralah minta ampun. Terus lakukan introspeksi itu semua dan jangan berhenti sebelum berhasil menemukan jalan keluar.
Jika kita mengeluh di tengah jalan, itu manusiawi. Namun cepat-cepat sadarkan diri kita bahwa inilah mungkin yg namanya proses pembelajaran.
Dan suatu saat kita akan mengakui kebenaran kalimat bijak berikut : “Pengalaman adalah Guru yg paling berharga”.
Berikut beberapa hikmah lain dari kesusahan yg kita hadapi :
-Kita diuji Tuhan untuk jadi orang mulia (diangkat derajad kita) jika mampu mengatasi kesusahan tsb dg baik.
-Barangkali kesusahan tsb bisa menebus dosa-dosa kita yg lalu jika kita menghadapinya dengan sabar dan ikhtiar.
-Ada banyak ilmu baru (baca : hikmah) yg bisa kita petik dan jadi bekal jika terjadi masalah yg sama suatu hari kelak (problem solving). Atau kita bisa menunjukkan kepada org lain jika suatu hari mereka menghadapi masalah yg mirip dg kita.
-Jika dikaitkan dalam dunia Bisnis yg kita geluti, maka kesusahan yg diberikan Tuhan akan menguji apakah kita pantas Naik Kelas ke Bisnis yg lebih besar.
Meminjam istilah Pak Renaldi Khasali, Bisnis kita harus naik kelas layaknya orang sekolah. Murid yg tidak lulus ujian tentu tidak memenuhi syarat utk naik kelas. Begitu juga bisnis kita.
Mengapa kita menjadi orang yg lemah ketika diuji dengan berbagai kesusahan? Padahal ujian kesusahan adalah pintu gerbang untuk menuju Bisnis yang lebih besar lagi.
Mana mungkin Bisnis kita maju jika menghadapi beberapa kali ujian saja kita sudah mundur?
Dalam konteks lebih luas, mana mungkin kita bisa merasakan kesuksesan hidup jika diuji saja kita lebih banyak berkeluh kesah?
Akan lebih baik jika kita selalu percaya pada ‘persandingan’ yg telah Tuhan buat : “Bahwa dalam setiap kesusahan, pasti Tuhan menyediakan jalan keluar”.
So, keep spirit teman-temanku. Anda tidak sendirian menjalani hidup ini.
Yakinlah Anda dipersiapkan Tuhan utk menjadi orang besar karena berani mencari jalan keluar dalam setiap kesusahan yg dihadapi..!
Yang Masih Belajar Tentang Kehidupan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar